Selamat Membaca. . .
Semoga Bermanfaat ^____^

Minggu, 21 September 2014

Seruan untuk Palestina ●_●


💥Assalamu'alaykum Wr.Wb.💥



🌿Saudaraku seiman dan seislam,
Seperti kita tahu bahwa bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Mulai dari Sahur🍗, istirahat siang, hingga berbuka🍹 kita merasakan kenikmatan dan keberkahan.

Namun apakah kita sadar? Di balik makanan lezat, di balik tidur siang yang nikmat, saudara seiman dan seIslam tengah sekarat !!🙀

Sebagai seorang saudara sudah sepatutnya kita membantu mereka. Walau sepatah doa, sangat berarti bagi setiap detik pengorbanan..

Ya Allah Ya Rahman..
Tuhan Pemilik Malam dan Siang...
Lindungilah saudara kita di Palestina agar terbebas dalam getirnya serangan orang2 kejam..
💧Basuh hati mereka dengan keikhlasan..
Iringi setiap langkahnya dengan kesabaran..

Ya Allah Ya Karim..
Tuhan Yang Mengalirkan Air Hujan

Tempatkanlah sang pejuang Islam ditempat paling indah..
Gantilah setiap tetes darah mereka dengan beribu juta berkah..

🔺Tiada daya kami lakukan walau sekedar menggenggam tangan, menguatkan..
🔺Tiada upaya kami perbuat selain doa yang penuh khidmat, penyemangat..

Jadikanlah pejuang kami pejuang yang kuat , karna kami hamba Sang Maha Kuat,

Jadikanlah pengorbanan kami sebagai bentuk Cinta Agama, karena Engkau Yang Maha Penyayang 

💖Sungguh, tiada hal terbagus selain Firdaus..

👪Semoga kita semua akan dipersatukan di Jannah-Nya kelak..
💕💕Aammiiinn...

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Wassalamu'alaykum Wr. Wb.

-Pengurus Pusat KUTUB-

Bagaimana Menjadi Hamba-Nya yang Bersyukur??

📕📗📘
ARTIKEL MALAM

Tujuan : Semua Kutuber

✏📌✏📌✏📌✏📌✏📌

Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata, “Syukur itu menurut asalnya adalah adanya pengakuan akan nikmat yang telah Alloh berikan dengan cara tunduk kepada-Nya, merasa hina di hadapan-Nya dan mencintai-Nya.💕
🎋Maka barangsiapa yang tidak merasakan bahwa itu adalah suatu kenikmatan maka dia tidak akan mensyukurinya.
Barangsiapa yang mengetahui itu adalah nikmat namun dia tidak mengetahui dari mana nikmat itu berasal, dia juga tidak akan mensyukurinya.
Barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan mengetahui pula dari mana nikmat itu berasal, namun dia mengingkarinya sebagaimana orang yang mengingkari Alloh yang memberi nikmat, maka dia telah kafir.
🚩Barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya dan tidak mengingkarinya, akan tetapi ia tidak tunduk kepada-Nya dan tidak mencintai-Nya atau ridho kepada-Nya, maka ia tidak mensyukurinya.
🎪Barangsiapa yang mengetahui itu adalah nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya, tunduk kepada yang memberi nikmat, mencintai-Nya dan meridhoi-Nya, dan menggunakan dalam kecintaan dan ketaatan kepada-Nya, maka inilah baru disebut sebagai orang yang bersyukur.”💖💖

Sumber : Abu Hudzaifah Yusufhttp://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/mengingkari-nikmat-allah.html
____________________________
Fb: Komunitas Tahajjud Berantai
Pages: Motivasi Tahajjud
Twitter: @tahajudberantai
Email: kutub.indonesia@gmail.com
Blog : kutubindonesia.blogspot.com
Instagram : @komunitastahajjud


MISTERI KEAJAIBAN SHOLAT DHUHA

Sholat dhuha itu menyimpan misteri yang tidak semua orang tahu. Saatnya kita mengungkap dan memanfaatkannya, Bukankah Allah swt, menyediakan kesempatan bagi umat-Nya. Allah membuka lebar-lebar bagi hamba-Nya demi meraih kesejahteraan hidup.


Oleh karena jarang orang yang mengetahui misteri di balik sholat dhuha, maka tak banyak di antara mereka yang rajin mengamalkannya. Bahkan tidak menganggap terlalu utama jika dibandingkan sholat sunat lainnya.


Seseorang pernah memberi testemoni (kesaksian), bahkan dirinya merasakan hal yang luar biasa dari sholat dhuha yang ia kerjakan.


Awal ia sebagai seorang mandor pada penerbitan. Karena krisis moneter, ia di rumahkan. Pesangonnya tak cukup banyak. Satu-satunya harta yang masih tersisa adalah rumah.


Harta kebutuhan pokok terus meroket. Pesangonnya habis untuk makan. Ia mencari pekerjaan kemana-mana namun gagal. Pikirannya semakin kalut, jalan hidupnya jadi buntu. Untunglah ia masih memiliki iman sehingga menyandarkan nasibnya kepada Allah.


Di saat seperti itu, menemukan lembaran khutbah jum’at. Secara iseng ia membacanya, materinya tentang keajaiban sholat dhuha dalam meraih rejeki. Hatinya tergugah. Lelaki tersebut segera mengambil wudhu dan menunaikan sholat dhuha. Ia menghadapkan jiwa raganya kepada Allah. Ia mengaduhkan nasibnya kepada sang pemilik arsy dan pemilik kekayaan di jagat raya ini.


Ketika mengangkat tangan bertakbiratul ikhram, hatinya bergetar. Saat itulah ia mulai melangkahkan jiwanya ke gerbang sang maharaja. Ketika ia rukuk, merasa dirinya barada di hadapanNya.


Ketika sujud, secara totalitas di serahkan nasib dan segala urusan di bawah kekuasaan tuhan. Dalam setiap detakan jantung, seakan-akan ia berbicara dalam tangis agar Allah berkenan menolongnya. Siapa lagi yang dapat menolong dan membebaskan dirinya dari kesulitan hidup kalau bukan Allah swt.


Disaat-saat seperti itu dirinya seakan-akan lebur sehingga sama sekali merasa hina di hadapan tuhannya. Tulang belulang dan urat nadinya terasa lemas tak berdaya, karena segala daya dan upaya hanyalah di tangan Allah.


Selesai menghadap tuhannya, ia menutup sholat dhuha dengan ucapan salam. Ia tak langsung beranjak dari sajadahnya. Ia menyempatkan diri untuk berdoa, doa yang dipanjatkannya adalah istighfar: yakni permohonan ampun kepada Allah karena ia takut jangan-jangan saat menghadap tadi ada perilaku yang kurang sopan.


Kedua ia meminta ampunan segala dosa di masa lalu. Baik yang di sengaja maupun tidak, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Doanya di lanjutkan dengan mengagungkan Allah sebagai tuhan satu-satunya yang di sembah dan di mintai pertolongan.


Selanjutnya ia mencurahkan semua yang membebani pikirannya. Ia memohon agar kiranya Allah berkenan memberi jalan keluar agar terbebas dari kesulitan hidup.


Setelah ia beranjak pergi kerumah dengan maksud mencari nafkah. Namun hari itu tidak punya tujuan pasti. Di tengah perjalanan ia teringat bahwa silaturrahmi dapat menambah rejeki. Langkahnya di ubah. Ia mendatangi beberapa temannya. Siapa tahu dari mereka mendapatkan informasi tentang pekerjaan.


Satu dua hari keadaannya tidak berubah. Ia tidak mendapatkan apa-apa dari para temannya. Namun keadaan itu tidak mengubah semangat dan keyakinannya bahwa Allah adalah pemilik rejeki yang berhak memberi kapada siapa saja.


Ia tidak surut langkah dan tidak berputus asa. Di lakukan sholat dhuha setiap pagi. Seperti biasanya ia lalu pergi keluar rumah dengan tujuan mengubah nasib dan menjeput rejeki.


Ikhtiar itu di lakukannya hampir setiap bulan lamanya. Suatu ketika, setelah sholat dhuha ia tak langsung pergi keluar rumah, melainkan membaringkan tubuhnya dan membiarkan pikirannya menerawang. Siapa tahu dapat gagasan baru.


Selagi menerawang dalam lamunan, telepon rumah tiba-tiba berdering. Tanpa di sangka sebelumnya, teman lama yang nyaris terlupakan menghubunginya.Temannya itu ingin menjual mesin cetaknya karena usahanya bangkrut. Ia tertawa karena keadaan dirinya sendiri dalam kondisi sulit; di PHK dari pekerjaan. Uang dari mana untuk membeli mesin tersebut.


Tapi selang sehari itu, seorang sahabat lainnya yang pernah duduk sebangku SMA dulu, datang kerumah. Temannya ini membawah angin baik. Orang ini mempunyai banyak uang karena baru saja mendapatkan warisan. Ia tak tahu harus di apakan uang ini.


Aku punya modal. Kau bisa memanfaatkannyadengan cara bagi hasil. Bagaimana?” kata tamunya.
Meskipun ia nganggur, tawaran dari temannya itu tak serta merta di terima begitu saja. Ia meminta waktu untuk berpikir satu dua hari.


Dalam waktu dua hari, akhirnya ia menemukan jalan keluar. Ia menerima tawaran temannya untuk membeli mesin cetak dan kertas.


Rupanya tuhan mulai membuka jalan keluar baginya. Hatinya tercerahkan sehingga ide-ide cemerlang mengalir begitu saja. Setiap hari ketika matahari sepenggala, ia berdiri ‘duduk’ bersama pemilik rejeki. Melalui sholatnya, ia seolah-olah bertanya, “Wahai Allah, usaha apakah yang bisa mendapatkan rejeki barokah?”.


Tuhan maha mendengar. Hatinya lalu di dorongNya untuk menghubungi teman-teman lamanya; para agen buku. Barang kali berkat keajaiban sholat dhuha, jalan yang di tempuh begitu mudah. Sepertinya, kunci rejeki telah berada di tangannya.


Bahkan tak disangka-sangka, ia bertemu seseorang dari perkenalannya, ternyata seseorang itu adalah penulis terkenal. Yang menggembirakan, menawarkan naskah untuk di terbitkan.
Ia mulai mencetak buku dan dijual melalui agen-agen.

Semenjak saat itulah ia menjadi pengusaha yang berhasil. Sekarang, penerbitan-nya telah menjadi raksasa dan memilki anak cabang di seluruh indonesia.

Ayo Sekarang yang belom Sholat Dhuha #AyoSholat !!!

Minggu, 21 Juli 2013

MEMORY IN MATA IE ^^

Tanggal 9 Mei 2013, empat anak manusia  Elvia, kak maiyus, ina dan ito beranjak dari kawasan Darussalam menuju Mata iee...ke empat remaja tua ini memiliki satu tujuan, satu niat dan satu tekad, yaitu pergi ke Hillside...
sepanjang jalan mereka sibuk membahas berapa banyak foto yg berhasil mereka kumpulkan dalam satu hari. hehhehehe ^^

setelah satu jam berjalanan, akhirnya mereka menemukan Mata Ie Hillside   yang tersembunyi dibalik gundukan bukit...






hal pertama yang kami rasakan adalah kesejukan dan keasrian alam yang mungkin nggak kami rasakan selama berada dibanda aceh. sungguh mengingatkanku pada kampung halamanku tercinta, solok selatan yang begitu indah dengan pemandangan alam..






setelah membeli 4 lmbr tiket masuk, kami langsung memasuki kawasan hillside yang lumayan besar. wuihhh... capek juga nich keliling2...

sesuai dengan target awal yaitu mengabadikan setiap moment sebanyak2nya, kami berempat mulai berburu foto2 lucu,,,,
mulai dari the flying snake hingga binatang favorit kak yuss (Orang hutaaaaaaannn)








Selain refreshing, perjalanan kami kali ini sekaligus sebagai salam perpisahan karena kak Yut akan pulang kampuuuuuuung. T_T
walau tak banyak waktu  untuk bersama namun kita pernah berada disini...mengukir kenangan indah bersama..

MISS U ALL




Sabtu, 22 Desember 2012

LOMBA MASAK KHUSUS LAKI-LAKI

Dalam memeperingati hati Ibu Sabtu (22/12/2012) berbagai hal bisa di lakukan. tak sedikit organisasi-organisasi yang menrayakannya dengan aneka lomba seperti lomba Surat cinta untuk ibu, Kreasi jilbab, Lomba nasyid Akhwat, dll. Selama ini yang tergambar, peringatan hari Ibu, selalu identik dengan rangkaian acara untuk ibu yang Pesertanya kebanyakan dari perempuan. Namun tahun ini LDK FOSMA USK membuat hal yang berbeda dalam memperingati hari ibu.

LDK FOSMA Unsyiah membuat konsep acara yang juga melibatkan mahasiswa laki-laki. sebuah event yang luar biasa "Lomba masak Khusus Laki-laki". Tema acara ini adalah " Masakan Spesial untuk Ibu". Mahasiswa antusias mengukuti program ini. jumlah kelompok yang mendaftar di perkirkan hanya 5-7 krlompok, namun ketika technical meeting, kelompok yang hadir mencapai 9 kelompok. ini berarti acara "Lomba Masak Untuk Laki-laki di ikuti oleh 27 mahasiswa.



Lomba masak ini berlangsung dari jam 09.00-12.00. Para peserta berusaha mengeluarkan jurus-jurus seta bakat-bakat terpendam mereka, sehingga bisa menyulap bahan dasar yang di sediakan yaitu telor menjadi aneka masakan yang sedaaaaapp dan mengundang selera.
tepat jam 12.00 WIB bahan dasar telor sudah berubah wujud menjadi berbagai masakan yang siap di sajikan.





teradilah acara cicip-mencicipi. berbagai komentar dilontarkan oleh dewan juri, mulai dari kepedasan, keasinan, nama yang nggak tepat, bahan yang nggak tepat, dll.


Namun acara ini sukses dan tibalah saatnya dewan juri mengumumkan sang jawara " lomba masakan khusus laki-laki".
Deg. . .
Deg. . .
Deg. . .

"Dalam perlombaan kalah dan menang adalah hal yang biasa. . ." kata salah satu dewan juri mengawali pengumuman sang juara.


Juara I            : Kelompok “Al-Banna” (Aris Munandar, T. Agus, Ade Irawan

Juara II           : Kelompok “Café Sep07” (Riko Rikardi, Budi Saputra, Afriandi)Juara III          : Kelompok “3H” (Hariyandi, Hijayanto, Hari Riski)




Selain lomba masak juga ada aneka lomba yang lain, yang ikut memeriahkan peringatan hari ibu khususnya di kalangan mahasiswa. 
Semoga kita semakin menyayangi Ibu kita (eeeittzzz. . .juga menyayangi Ayah). berbagai hal yang bisa kita lakukan untuk menyenangkan hati orang tua salah satunya dengan menyiapkan masakan kesukaan orang tua kita.
semoga dengan adanya berbagai acara ini, dapat meng-update halhal yang terlupakan oleh kita. ingat yang punya ibu bukan hanya perempuan namun laki-laki juga punya Ibu dan laki-laki juga punya banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyenangkan ibunya masing-masing.

SELAMAT HARI IBU MY LOVELY MOM

Senin, 11 Juni 2012

DIARE PADA ANAK


ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK

Elvia Malbeni HarLen




BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Penyakit diare merupakan suatu masalah yang mendunia. Seperti sebagian besar penyakit anak-anak lainnya, penyakit diare tersebut jauh lebih banyak terdapat di negara berkembang daripada negara maju, yaitu 12,5 kali lebih banyak di dalam kasus mortalitas (WHO/ EIP, yang tidak dipublikasikan). Di antara banyak bentuk penyakit diare, yang dihadapi oleh anak-anak berusia di bawah lima tahun (khususnya yang rentan), yang paling parah menurut manifestasi klinisnya adalah kolera, infeksi rotavirus dan disentri. (WHO, 2008)

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Diare sebenarnya bukan nama penyakit, tapi merupakan suatu gejala. Kalau didefinisikan, diare berarti kehilangan air dan elektrolit secara berlebihan melalui BAB (buang air besar). Bayi biasanya memiliki volume BAB sampai dengan 5 gr/kg BB perhari, sedangkan dewasa sekitar 200 gram per 24 jam. Usus halus pada orang dewasa mampu menyerap air sampai 10 – 11 liter per hari, sedangkan usus besar hanya menyerap 0,5 liter per hari. Oleh karena itu, gangguan di usus kecil biasanya akan menyebabkan diare dengan volume air yang banyak. Sedangkan gangguan di usus besar biasanya akan menyebabkan diare dengan volume air yang lebih sedikit.

Dasar semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus. Perpindahan air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida dan glukosa.
Jika anak mengalami diare, tinjanya encer (seperti, lumpur atau sangat berair) dan lebih sering buang air besar daripada biasanya. Kadang-kadang diare disertai muntah, nyeri lambung, atau demam. Penyebab umumnya adalah virus, pemberian antibiotik (yang mengganggu keseimbangan bakteri normal di dalam usus), atau diet (bisa jenis atau jumlah makanan). Penyebab yang lebih jarang terjadi adalah beberapa penyakit tertentu dan infeksi bakteri atau parasit. (Susi Purwoko, 2006)

1. Diare Akut

Penyebab diare akut yang paling sering ditemukan adalah organisme menular. Diare akut dapat pula disebabkan oleh obat-obat atau toksin yang termakan, penggunaan kemoterapi, pemberian kembali nutrisi enteral setelah puasa yang lama atau terjadi fecal impaction (overflow diarrhea) atau oleh situasi tertentu, seperti lari marathon. Di samping itu, diare akut dapat menunjukkan timbulnya penyakit diare yang kronik.

a. Diare Infeksius

Diare infeksius yang akut dan tersebar luas di seluruh penjuru dunia menyebabkan lebih dari 4 juta kematian setiap tahunnya pada anak-anak balita, khususnya di negara berkembang tempat diare infeksius yang akut menjadi penyebab utama malnutrisi kalori protein dan dehidrasi. Faktor-faktor yang turut menjadi penyebab adalah pembuangan limbah serta pengadaan air bersih yang tidak memadai, lingkungan yang penuh sesak serta kurangnya kebersihan perorangan, kemiskinan, kurangnya akses pada pelayanan kesehatan dan kurangnya pendidikan. Bahkan di Amerika Serikat sekalipun, kerugian ekonomi yang bermakna terjadi akibat diare infeksius akut yang menyebabkan 250.000 perawatan rumah sakit dan hampir 8 juta kunjungan pasien ke dokter setiap tahunnya.

Sebagian besar penyakit diare infeksius didapat melalui penularan fekal / oral melalui makanan atau air yang tercemar oleh kotoran manusia sebagai akibat dari sistem pembuangan limbah yang jelek atau oleh kotoran hewan peliharaan didalam air yang kebersihannya tidak memadai. Daging sapi, babi atau unggas dapat menjadi sumber infeksi bila daging tersebut tidak dimasak dengan baik. Permukaan alat untuk pembuatan makanan dapat terkontaminasi oleh organisme yang akan mencemari makanan yang tidak dimasak. Penularan antar manusia juga dapat terjadi lewat polusi udara (agen Norwalk, rotavirus), kontaminasi tangan (Clostridium difficile) atau permukaan tubuh, atau lewat aktivitas seksual.

Di Amerika Serikat, kelompok populasi dengan resiko yang tinggi untuk menderita diare infeksius akut mencakup para wisatawan yang akan bepergian ke negara-negara berkembang atau yang baru kembali dari negara-negara tersebut, individu yang mengkonsumsi kerang-kerangan, kaum homoseks (gay bowel syndrome), perempuan tuna susila dan pemakai obat bius intravena. Para penderita AIDS menghadapi resiko untuk menderita rangkaian infeksi interik yang serius secara mencolok. Di antara anak-anak yang diperiksa di klinik perawatan siang hari, diare infeksius akut umumnya terjadi dari penularan antar manusia.
Organisme yang paling sering terlibat dalam epidemik diare di tempat perawatan tersebut adalah Shigella, Giardia lamblia dan Cryptosporidium. Angka serangan sekunder yang berkisar antara 10 dan 20 persen menggambarkan sumber infeksi yang penting bagi orang tua serta saudara sekandung. Institusi lain yang berisiko tinggi untuk terjadinya epidemik diare infeksius akut adalah para penghuni panti perawatan untuk anak-anak cacat mental serta tumbuh kembang, panti-panti perawatan orang tua dan rumah sakit.

Gambaran Klinis

Pasien diare infeksius yang akut secara khas ditemukan dengan gejala nausea, vomitus, nyeri abdomen, panas dan diare yang bisa encer, malabsorptif atau berdarah menurut penyebabnya. Pasien-pasien yang termakan toksin atau individu dengan infeksi toksigenik secara khas akan mengalami nausea dan vomitus sebagai gejala yang menonjol tetapi jarang menderita panas yang tinggi. Nyeri abdomen yang terjadi bersifat ringan, difus serta kram dan mengakibatkan diare cair. Vomitus yang dimulai dalam waktu beberapa jam setelah mengkonsumsi suatu makanan harus dicurigai kemungkinan keracunan makanan yang disebabkan oleh toksin yang terbentuk sebelumnya.

Parasit yang tidak menginvasi mukosa intestinal seperti Giardia lamblia dan Cryptosporidium biasanya hanya menimbulkan perasaan tidak enak perut yang ringan. Infeksi Giardia juga dapat disertai dengan steatore ringan, keadaan penuh gas dalam perut dan meteorismus. Bakteri invasif seperti Campylobacter, Salmonella serta Shigella dan organisme yang memproduksi sitotoksin seperti C. difficile serta organisme enterohemorhagik Escherchia coli menyebabkan inflamasi intestinal yang berat, nyeri abdomen dan sering pula demam yang tinggi; kadang-kadang terdapat tanda peritoneal yang menunjukkan kasus bedah abdomen.

Kuman Yersenia sering menginfeksi ileum terminalis serta sekum dan ditemukan dengan nyeri serta nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan bawah yang sugestif ke arah apendisitis akut. Diare yang encer merupakan cirri khas organisme yang menginvasi epitel intestinal dengan inflamasi ringan, seperti virus enteric, atau organisme yang menempel tanpa merusak epitel tersebut, seperti kuman enteropatogenik atau enteroaderen E. coli, protozoa dan helmintes. Sebagian organisme seperti Campylobacter, Aeromonas, Shigella dan spesies Vibrio keduanya memproduksi enterotoksin dan menginvasi mukosa intestinal; karena itu, pasien yang menderita infeksi ini sering ditemukan dengan diare cair yang diikuti oleh diare berdarah dalam waktu beberapa jam atau hari.

Adanya gejala sistemik dalam memberikan petunjuk tambahan tentang penyebab diare yang mendasari. Baik shigellosis maupun infeksi oleh kuman enterohemorhagik E. coli dapat disertai oleh sindroma hemolitik-uremik, khususnya pada individu yang usianya sangat muda atau sangat tua. Infeksi Yersenia dan kadang-kadang pula infeksi bacteria enteric lainnya dapat disertai dengan sindroma Reiter (arthritis, uretritis dan konjungtivitis), tiroiditis, perikarditis atau glomerulonefritis.

2. Diare Kronik

Diare yang menetap selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, baik konstan atau intermiten, memerlukan evaluasi. Meskipun dalam kebanyakan kasus penyebab akan terbukti sebagai sindroma usus iritatif, diare dapat menggambarkan manifestasi penyakit serius yang mendasari dan harus dilakukan pencarian penyakit organik. Diare kronik dapat dikategorikan secara patofisiologi sebagai diare inflamasi, diare osmotik (malabsorpsi), diare sekretori, gangguan motilitas usus dan diare faktisius.

a. Diare Inflamatorik

Diare inflamatorik umumnya ditandai oleh gejala panas, nyeri tekan abdomen, adanya darah atau leukosit di dalam tinja dan lesi inflamatorik yang terlihat pada hasil biopsi mukosa intestinal. Pada sebagian kasus dapat ditemukan hipoalbuminemia, hipoglobulinemia dan protein-losing enteropathy. Di samping inflamasi, mekanisme diare dapat mencakup malabsorpsi atau sekresi intestinal.

Pada pasien yang tidak mengalami sakit sisitemik, tinja yang cair dan mengandung darah yang nyata atau tidak tampak (okulta) harus menimbulkan kecurigaan terhadap kemungkinan neoplasma kolon. Pasien proktitis ulserativa juga dapat ditemukan dengan gejala seperti ini. Pada pasien yang menderita sakit sistemik dengan diare berdarah yang kronik, kita harus mencurigai kemungkinan penyakit usus inflamatorik (colitis ulserativa atau penyakit Crohn). Diagnosis ini harus dicurigai kalau diare kronik tersebut disertai dengan manifestasi ekstraintestinal yang menonjol, termasuk arthritis, lesi kulit seperti eritema nodosum atau pioderma gangrenosum, uveitis atau vaskulitis.

Diare pada penyakit usus inflamatorik dapat terjadi akibat kerusakan epitel permukaan usus yang berfungsi untuk penyerapan disamping pelepasan zat-zat sekretorik didalam sirkulasi darah seperti leukotrien, prostaglandin, histamine dan sitokin lainnya yang menstimulasi sekresi intestinal ataupun sistem saraf enterik.
Diare inflamatorik terlihat pada pasien enterokolitis radiasi yang kronik sebagai akibat dari tindakan iradiasi pelvis untuk mengatasi malignitas pada traktus urogenital perempuan atau prostat laki-laki. Segmen usus yang terkena biasanya ileum terminalis, sekum dan rektosigmoid karena semua bagian ini terfiksasi di dalam rongga pelvis. Resiko tumbuhnya enterokolitis radiasi mempunyai korelasi dengan dosis radiasi; frekuensinya adalah 1 hingga 5 persen dengan dosis penyinaran 4500 hingga 5500 rad dan 35 persen dengan dosis penyinaran yang lebih tinggi. Trauma radiasi kronik ditandai khas oleh pembengkakan progresif sel endotel dalam arteriol kecil submukosa yang menyebabkan endarteritis obliteratif dan thrombosis vaskuler dan menyebabkan iskemia dengan fibrosis, penebalan dinding usus, ulserasi dan pembentukan visera mukosa. Kolonoskopi dapat menunjukkan penyempitan lumen, ulserasi, perubahan inflamasi difus dan telangiektasis mukosa yang khas mudah berdarah. Diare juga diakibatkan oleh malabsorpsi asam empedu karena inflmasi ileum atau pertumbuhan bakteri yang berlebihan yang disebabkan oleh striktur atau statis usus.

b. Diare Osmotik

Diare osmotik terjadi kalau larutan yang ditelan tidak diserap seluruhnya dalam usus halus sehingga timbul kekuatan osmotik yang akan menarik cairan kedalam lumen intestinal. Peningkatan volume cairan didalam lumen usus melebihi kemampuan kolon untuk penyerapan kembali. Larutan yang tidak terserap dapat berupa nutrient atau obat yang mengalami maldigestif atau malabsorpsi. Gejala klinis biasanya dikenal karena malabsorpsi lemak (steatore) atau karbohidrat. Malabsorpsi protein atau asam amino (azotorea) umumnya tidak dikenal secara klinis kecuali jika cukup parah untuk menyebabkan malnutrisi atau akibat defisiensi spesifik pada asam amino.

Diare osmotik dapat diakibatkan karena makan buah-buahan tertentu secara kronik atau permen, permen karet, makanan dietetic dan pengobatan yang dimaniskan dengan karbohidrat yang tidak diabsorpsi seperti sorbitol atau fruktosa. Kelainan kongenital, tidak adanya enzim-enzim hidroksilase karbohidrat brush border dan protein-protein transport juga dapat menimbulkan diare kronik; kelainan yang paling sering ditemukan di antara semua penyebab ini adalah defisiensi laktase yang menyebabkan intoleransi laktosa.
Contoh klasik malabsorpsi intestinal adalah penyakit celiac sprue atau enteropati peka-gluten. Di samping ditemukan dengan keluhan dan gejala yang khas untuk malabsorpsi, pasien penyakit celiac sprue dapat memberikan gambaran klinis atipikal yang mencakup kegagalan tumbuh kembang, atrofi otot, distensi abdomen serta iritabilitas pada anak-anak kecil, dan anemia defisiensi besi yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, retardasi pertumbuhan serta anoreksia pada anak-anak remaja atau dewasa muda. Pada usia yang lebih tua, pasien keadaan ini dapat ditemukan dengan defisiensi gizi yang terjadi perlahan-lahan, infertilitas dan penyakit neuromuskular. Seperti halnya celiac sprue, penyakit tropical sprue ditandai oleh gejala malabsorpsi dan perubahan histologi usus halus yang berupa atrofi vili intestinalis, hyperplasia kripta, kerusakan epithelium permukaan dan infiltrate leukosit mononuklear dalam lamina propria. Sebagai penyakit yang menjangkiti para penghuni kawasan tropis tertentu di dunia, tropical sprue dapat timbul bahkan pada wisatawan yang tinggal selama 1 hingga 3 bulan di suatu daerah endemik. Awitannya bisa akut yang sugestif kearah etiologi infeksius.

Malabsorpsi usus merupakan ciri khas penyakit Whipple akibat T.whippelii, yang biasanya menyerang laki-laki usia menengah, tetapi juga dapat menyerang semua umur pada pasien dari semua jenis kelamin. Manifestasi tambahan terdiri dari artralgia, demam dan menggigil, hipotensi, limfadenopati, dan terkenanya sistem saraf pusat. Abetalipoproteinemia disebabkan oleh tidak adanya Apo B yang menyebabkan pembentukan kilomikron defektif. Anak-anak dengan gangguan ini mempunyai gejala steatore, sel darah merah akantositik, ataksia dan retinitis pigmentosa. Steatore juga dapat diakibatkan oleh infeksi Giardia, Isospora, Strongyloides dan Mycobacterium avium-intracellulare. Penelanan obat-obat tertentu dapat menyebabkan steatore karena kerusakan enterosit; contohnya termasuk kolkisin, neomisin dan asam para-aminosalisilat.

c. Diare Sekretorik

Diare sekretorik ditandai oleh volume feses yang besar akibat transportasi cairan dan elektrolit yang abnormal tetapi tidak selalu berhubungan dengan konsumsi makanan. Karena itu, diare biasanya tetap terjadi sekalipun pasien berpuasa. Istilah diare cair (watery diarrhea) sering digunakan sebagai sinonim untuk diare sekretorik. Karena cairan diare pada keadaan ini merupakan larutan yang tidak terserap. Osmolalitas feses pada diare sekretorik dapat diukur berdasarkan unsur ion normal tanpa kesenjangan osmotik pada feses.
Contoh-contoh klasik diare sekretorik adalah diare yang terjadi lewat mediator hormone. Pasien tumor karsinoid metastatic traktus gastrointestinal dapat memperlihatkan diare cair sebagai bagian dari sindroma karsinoid yang mencakup episodic flushing, lesi kulit telangiektasia, sianosis, lesi kulit mirip pelagra, bronkospasme dan bising jantung akibat lesi valvuler sisi kanan. Sindroma karsinoid terjadi akibat sekresi berbagai substansi vasoaktif yang merupakan secretagogues intestinal yang poten, yang mencakup serotonin, histamine, katekolamin, prostaglandin dan kinin.

Sindroma Zollinger-Elisson ditandai oleh ulkus peptikum yang rekuren, resisten dan lokasinya tidak lazim akibat gastrinoma; diare terjadi sampai pada sepertiga pasien dan dapat dijumpai dengan gejala pada 10 persen kasus. Diare tidak mutlak sekretorik tetapi sebagian disebabkan oleh volume sekresi asam hidroklorida yang tinggi disamping oleh maldigesti lemak yang terjadi akibat inaktivasi enzim lipase pankreas dan presipitasi asam empedu pada pH yang rendah. Adenoma pancreas sel non-beta dapat mensekresikan sejumlah peptida, termasuk polipeptida intestinal vasoaktif, polipeptida pankreas, sekretin, neurotensin, kalsitonin, prostaglandin dan jenis-jenis peptida lainnya.

Diare sekretorik dapat terjadi akibat penyakit yang berat, reseksi atau operasi bypass ileum distal kalau bagian ileum yang terkena lebih dari 100 cm. Mungkin diare terjadi akibat stimulasi kolon oleh garam-garam empedu dihidroksi yang tidak terabsorpsi dalam ileum terminalis. Dengan mencegah kontraksi kandung empedu dan pengiriman sejumlah besar empedu ke dalam usus, puasa mengurangi jenis diare sekretorik. Diare yang ditimbulkan oleh asam empedu dapat terjadi setelah tindakan kolesistektomi akibat hilangnya kemampuan penyimpanan yang dimiliki kandung empedu.

d. Perubahan Motilitas Usus

Diare dapat dihubungkan dengan gangguan yang menyerang motilitas usus. Yang paling sering adalah sindroma usus iritatif, di mana diare tipikal berubah dengan konstipasi dan mungkin disertai dengan nyeri abdomen, lewatnya mukus dan rasa evakuasi tak lengkap. Namun, pada beberapa pasien, konstipasi sendiri dengan kram abdomen bawah merupakan manifestasi klinis yang utama, sementara yang lainnya hanya dengan diare tanpa nyeri yang agaknya akibat motilitas usus yang terganggu.

Diare kadang-kadang terjadi secara paradoksal sebagai hasil pemadatan fekal atau tumor yang menyumbat dengan aliran berlebihan isi kolon cairan di seitar obstruksi atau feses yang terjepit. Berbagai penyakit neurologik juga dapat disertai dengan diare karena perubahan kontrol fungsi usus secara autonomik. Diare yang berair banyak, sering dengan inkontinensia, dapat terlihat pada pasien muda dengan diabetes dan sering disertai dengan neuropati, nefropati yang berat dan retinopati. Faktor penyebab tambahan dapat termasuk pertumbuhan bakteri berlebihan yang sekunder terhadap gangguan motilitas usus, insufiensi eksokrin pancreas, atau yang jarang penyakit seliaka. Diare juga dapat terjadi pada pasien dengan neuropati traumatik, sindroma Shy-Drager atau lesi kauda ekuina.

e. Diare Faktisius

Diare semu (faktisius) mengalami induksi sendiri oleh pasien dan dapat diakibatkan oleh infeksi usus, tambahan air atau urin pada feses, atau pengobatan sendiri dengan laksatif. Pasien terutama perempuan dengan diare berair kronik yang berat, nyeri abdomen, mual dan muntah, berat badan turun, edema perifer dan kelemahan akibat hipokalemia. Diagnosis diare semu harus dicurigai pada pasien dengan riwayat penyakit psikiatrik atau evaluasi untuk diare sebelumnya negatif.

Tabel 1. Klasifikasi diare kronik

Mekanisme Gambaran klinis Contoh-contoh

INFLAMATORIK

Inflamasi mukosa dan submukosa.
Kerusakan epithelium.
Pada sebagian kasus, absorpsi intestinal terganggu dan terjadi sekresi yang berlebihan.
Panas, nyeri abdomen, darah dan/ atau leukosit dalam tinja
Kolitis ulserativa
Penyakit Crohn
Enterokolitis radiasi
Gastroenteritis eosinofilik
Infeksi yang berkaitan dengan AIDS.

OSMOTIK

Larutan intralumen yang tidak terserap atau tidak tercerna.
Perbaikan keadaan diare setelah pasien berpuasa.
Tinja yang banyak, berlemak dan berbau busuk; penurunan berat badan.
Defisiensi nutrien.
Kesenjangan osmotik pada air feses.
Insufisiensi pankreas
Pertumbuhan bakteri yang berlebihan.
Penyakit seliak.
Defisiensi laktase
Penyakit Whipple.
Abetalipoproteinemia.
Short bowel syndrome 

SEKRETORIK

Sekresi elektrolit yang berlebihan
Diare yang encer dan tetap terjadi setelah pasien berpuasa
Dehidrasi
Efek sistemik lain oleh hormon.

Tidak adanya jarak osmotik pada air feses.
Sindroma karsinoid
Sindroma Zollinger-Ellison
Adenoma pankreas yang mensekresikan peptida intestinal yang vasoaktif
Karsinoma medularis tiroid
Adenoma vilosa rektum
Kolitis mikroskopik
Diare cholerrheic 

PERUBAHAN MOTILITAS INTESTINAL

Transit yang cepat
Pada sebagian kasus berkaitan dengan pertumbuhan bakteri yang berlebihan

Diare yang silih berganti dengan konstipasi
Gejala neurologi; kelainan yang mengenai kandung kemih

Irritable bowel syndrome (sindroma usus iritatif)
Fecal impaction
Penyakit neurologi

PSEUDODIARE

Diare ditimbulkan sendiri oleh pasien
Biasanya perempuan
Diare encer dengan hipokalemia, lemah dan edema.
Penyalahgunaan preparat pencahar.

B. Etiologi

Penyebab utama penyakit diare adalah infeksi bakteri atau virus. Jalur masuk utama infeksi tersebut melalui feses manusia atau binatang, makanan, air, dan kontak dengan manusia. Kondisi lingkungan yang menjadi habitat atau pejamu untuk patogen tersebut atau peningkatan kemungkinan kontak dengan penyebab tersebut menjadi resiko utama penyakit ini. Sanitasi dan kebersihan rumah tangga yang buruk, kurangnya air minum yang aman, dan pajanan pada sampah padat (misalnya, melalui pengambilan sampah atau akumulasi sampah di lingkungan) yang kemudian menyebabkan penyakit diare. Semua hal ini kemudian sering diasosiasikan dengan fasilitas manajemen sampah dan air yang buruk, prosedur yang aman didalam sistem persediaan makanan (misalnya selama manajemen di peternakan, penyimpanan makanan dan penjualan makanan eceran) yang kurang memadai, dan pengendalian polusi lingkungan (misalnya dengan limbah pertanian) yang tidak memadai.

Epidemik penyakit diare juga dapat terjadi sebagai akibat dari kejadian polusi atau bencana alam besar, seperti banjir. Musim kemarau tampaknya juga dapat menyebabkan wabah penyakit diare karena bertambahnya kekuatan patogen di saluran air  dan kebutuhan akan penyimpanan air rumah tangga (sering terdapat dalam kondisi yang sangat tidak memadai). Di luar hal-hal ini terdapat banyak penyebab yang lebih umum dari status kesehatan buruk pada anak-anak, yaitu kemiskinan, pengucilan di bidang sosial dan kebijakan serta pengendalian lingkungan yang buruk (WHO, 2008).

1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), virus (Enterovirus), parasit (cacing), kandida (Candida Albicans).
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak,  protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kutang matang.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

D. Manifestasi Klinis
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
3. Keram abdominal
4. Demam
5. Mual dan muntah
6. Anorexia
7. Lemah
8. Pucat
9. Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernafasan cepat
10. Menurunnya atau tidak ada pengeluaran urine

E. Komplikasi

Diare dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Sebagian besar komplikasi disebabkan oleh ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh. Komplikasi yang lebih serius dapat berupa sepsis (pada infeksi sistemik) dan abses liver.

1. Dehidrasi

Diare berat yang disertai nausea dan muntah sehingga asupan oral berkurang dapat menyebabkan dehidrasi, terutama pada anak dan lanjut usia. Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dengan warna urin gelap, tidak mampu berkeringat, dan perubahan ortostatik. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang senantiasa menjaga homeostasis. Rasa haus dan pengeluaran urin yang sedikit saat tubuh kekurangan cairan bertujuan mengatur osmolaritas cairan ekstraselular.
Dehidrasi yaitu suatu keadaan tubuh dimana cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk. Menurut keadaan klinisnya, dehidrasi dibagi menjadi :

a. Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB) : turgor berkurang, suara serak (vox cholerica), pasien tidak syok. Menurut klasifikasi WHO, dehidrasi ringan ditandai dengan penurunan cairan 5% dari total berat badan tanpa ada keluhan mencolok selain anak terlihat lesu, haus, dan agak rewel.
b. Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8% BB) : turgor buruk, suara serak, pasien dalam keadaan presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam. Menurut klasifikasi WHO, dehidrasi sedang ditandai dengan penurunan cairan 5-10% dari total BB dengan tanda berupa gelisah, cengeng, kehausan, mata cekung, dan kulit keriput.
c. Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10% BB) : tanda sama dengan dehidrasi sedang disertai dengan kesadaran menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, dan sianosis. Menurut klasifikasi WHO, dehidrasi berat ditandai dengan adanya penurunan cairan tubuh >10% dari total berat badan dengan tanda berupa BAB cair terus menerus, muntah terus menerus, kesadaran menurun, sangat lemas, terus mengantuk, tidak bisa minum, tidak mau makan, mata cekung, bibir kering dan biru. Selain itu, terdapat pula tanda berupa cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik, tidak kencing selama 6 jam atau lebih (frekuensi berkurang), dan terkadang disertai panas tinggi dan kejang.

2. Syok Hipovolemia

Hipovolemia adalah keadaan berkurangnya volume darah yang bersirkulasi dalam tubuh. Keadaan ini tergolong darurat dimana jumlah darah dan cairan yang hilang membuat jantung tidak mampu memompa darah dalam jumlah yang cukup. Kehilangan cairan pada syok hipovolemik bisa disebabkan oleh terbakar, diare, muntah-muntah, dan kekurangan asupan makan. Untuk mempertahankan perfusi jantung dan otak, maka terjadi peningkatan kerja simpatis, hiperventilasi, pembuluh vena yang kolaps, pelepasan hormone stress serta ekspanasi besar untuk pengisian kembali cairan interstitial dan ekstraselular, serta penurunan volume urin.

3. Feses Berdarah

Feses yang disertai darah dapat disebabkan oleh Entamoeba hystolytica. Meskipun mekanisme pastinya belum diketahui, diduga trofoit menginvasi dinding usus dengan mengeluarkan enzim proteolitik. Pelepasan bahan toksik menyebabkan reaksi inflamasi yang merusak mukosa. Bila berlanjut maka akan timbul ulkus hingga lapisan submukosa atau lapisan muskularis. Pada pemeriksaan tinja pasien ditemukan darah yang menandakan bahwa protozoa ini memfagosit eritrosit (erotifagositosis).
Selain protozoa, feses berdarah juga disebabkan oleh bakteri genus Shigella. Empat spesies Shigella adalah S.dysenteriae, S.flexnerii, s.bodii, dan S.sonnei menyebabkan disentri yaitu tinja cair yang mengandung PMN dan darah. Kuman ini mendiami kolon dengan cara menginvasi lalu bereplikasi didalamnya. Lesi awal terjadi dilapisan epitel dan menyebabkan inflamasi local yang cukup berat (PMN+makrofag) yang berujung pada edema, mikroabses, hilangnya sel goblet, kerusakan struktur jaringan, dan ulserasi mukosa.

4. Demam

Bakteri yang masuk kedalam tubuh dianggap sebagai antigen oleh tubuh. Bakteri tersebut mengeluarkan toksin lipopolisakarida dari membrane sel. Sel yang bertugas menghancurkan zat-zat toksik atau infeksius tersebut adalah neutrofil dan makrofag dengan cara fagositosis atau non fagositosis. Sekresi fagositik menginduksi timblunya demam, terutama melalui pelepasan pirogen endogen (interleukin-I). Respon ini utama muncul ketika bakteri invasive beredar didalam sirkulasi lalu difagosit oleh makrofag dan neutrofil. Pirogen endogen selanjutnya merangsang pengeluaran prostaglandin (prostaglandin E2) dari hipotalamus sehingga terjadi kenaikan suhu tubuh. Oleh karena itu pemberian aspirin dapat menurunkan demam sehingga disebut sebagai antipiretik. Suhu yang lebih tinggi ini meningkatkan proses fagositosis dan kecepatan aktivitas enzim yang diperantarai enzim. Melalui studi eksperimen pada hewan, mekanisme kerja endogen dapat secara langsung atau tidak langsung (membutuhkan beberapa jam untuk mempengaruhi hipotalamus).

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan tinja 
a. Makroskopis dan mikroskopis 
b. Ph dan kadar gula dalam tinja 
c. Kultur dan uji resistensi
2. Pemeriksaan keseimbangan asam basa ® AGD
3. Pemeriksaan keseimbangan cairan dan elektrolit ® Hb-Ht, Na, K, Ca dan F

G. Penatalaksanaan

1. Rehidrasi.

a. Cairan peroral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.

b. Cairan prenatal

1) Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun berat badan 3 – 10 kg

a) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit = 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml = 15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml = 20 tetes).
b) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml = 15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml = 20 tetes).
c) 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml = 15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).

3) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg

a) 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml = 15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).
b) 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml = 15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).
c) 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.

4) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg

a) Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1 ml = 20 tts).
b) Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).

2. Pengobatan dietetik

a. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh.
b. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
3. Obat-obatan
Prinsip pengobatan adalah untuk menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.



BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK
DENGAN DIARE

An. X (16 tahun) mengeluh beberapa kali buang air besar dan perutnya terasa mulas. An. X juga mengatakan bahwa fesesnya cair. Sehari sebelumnya An. X mengatakan makan makanan pedas. TD 100/70 mmHg, dan klien tampak lemas, pucat.

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : An. X
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 16 tahun

2. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan :
a. Keluhan utama
Pasien mengalami sakit perut, mulas, dan beberapa kali BAB serta konsistensi feses cair.

3. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan umum
Pasien tampak lemas pucat.
b. Pemeriksaan tanda vital
Tekanan darah 100/70 mmHg, suhu tubuh 380C, pernafasan 28x / menit, tekanan nadi 84x / menit, BB 45 kg.
c. Pemeriksaan kepala dan leher
Pada wajah : pucat
Mata : cekung
d. Pemeriksaan pada kulit
Turgor kulit kurang elastic dan tampak kering.
e. Pemeriksaan abdomen
Adanya distensi abdomen.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.
6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang menakutkan.
.
C. Intervensi

Diagnosa 1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
Tujuan : Devisit cairan dan elektrolit teratasi
Kriteria hasil : Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan seimbang
Intervensi : Observasi tanda-tanda vital. Observasi tanda-tanda dehidrasi. Ukur input dan output cairan (balan cairan). Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan, pemeriksaan lab elektrolit. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.

Diagnosa 2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.
Tujuan : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil : Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual, muntah tidak ada.
Intervensi : Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi. Timbang berat badan klien. Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi. Lakukan pemeriksaan fisik abdomen (palpasi, perkusi, dan auskultasi). Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering. Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

Diagnosa 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
Tujuan : Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil : Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi : Ganti popok anak jika basah. Bersihkan bokong secara perlahan menggunakan sabun non alkohol. Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit. Observasi bokong dan perineum dari infeksi. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi antifungi sesuai indikasi.

Diagnosa 4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
Tujuan : Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil : Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang
Intervensi : Observasi tanda-tanda vital. Kaji tingkat rasa nyeri. Atur posisi yang nyaman bagi klien. Beri kompres hangat pada daerah abdomen. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi analgetik sesuai 
indikasi.

Diagnosa 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.
Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil : Keluarga klien mengerti dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah tenang, keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.
Intervensi : Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien. Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui pendidikan kesehatan. Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya. Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.

Diagnosa 6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang menakutkan.
Tujuan : Klien akan memperlihatkan penurunan tingkat kecemasan


Intervensi : Kaji tingkat kecemasan klien. Kaji faktor pencetus cemas. Buat jadwal kontak dengan klien. Kaji hal yang disukai klien. Berikan mainan sesuai kesukaan klien. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan. Anjurkan pada keluarga untuk selalu mendampingi klien.

D. Evaluasi

1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
3. Integritas kulit kembali normal.
4. Rasa nyaman terpenuhi.
5. Pengetahuan kelurga meningkat.
6. Cemas pada klien teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Kliegma & Arvin. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Ed. 15. Jakarta : EGC.

Guyton AC, Hall JE. 2006. Textbook of Medical Physiology. Metabolism and Temperature Regulation. 11th ed. China : Elsevier Saunders.

Halim, Herliani. 2011. Komplikasi Diare. (Online). (http://medicinesia.com/., diakses 13 April 2012)

Kurt J, Isselbacher … [et al.]. 1999. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Harrison  Edisi 13. Jakarta : EGC

Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. Jakarta : EGC.

National Safety Council. 2006. Pertolongan Pertama dan RJP pada Ed. 4. Jakarta : Arcan.

Simadibrata M, Daldiyono. 2009. Diare Akut. In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta : Interna Publishing.

Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Suriadi & Yuliani,R. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Wijaya IP. 2009. Syok hipovolemik. In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta : Interna Publishing.

World Health Organization. 2008. Indikator Perbaikan Kesehatan Lingkungan Anak. Jakarta : EGC.

Minggu, 10 Juni 2012

Aborsi


Hukum Aborsi


Disusun Oleh:

         Elvia Malbeni
0907101020012

Dosen Pembimbing : Badrulzaman, SKM, M.Kes






PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2012




KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Abortus” ini dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan kepada insan mulia kekasih Allah Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman Jahiliyah ke zaman  yang penuh dengan cahaya Islam.

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mengalami berbagai hambatan dan kesulitan, akan tetapi berkat bantuan serta kerja sama yang kompak akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah dengan baik. Terimakasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada Badrulzaman, SKM, M.Kes selaku dosen mata kuliah Hukum Kesehatan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengajarkan dan mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini.

Sebagai manusia kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaaan dan masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritikan dan masukan yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Akhirnya kepada Allah SWT semata kami serahkan segalanya, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Darussalam, 19 April 2012

Tim Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . .
B. Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . .
A. Pengertian Abortus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Etiologi Abortus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Patofisiologi Abortus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Macam-macam Abortus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Komplikasi Abortus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F. Penanganan Abortus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB IV PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . .
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Abortus merupakan suatu masalah kontroversi yang sudah ada sejak sejarah di tulis orang. Kontroversi karena di satu pihak abortus ada di masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya jamu dan obat-obat peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat bulan. Di pihak lain abortus tidak dibenarkan oleh agama. Bahkan dicaci, dimaki dan dikutuk sebagai perbuatan tidak bermoral. Pembicaraan tentang abortus dianggap tabu. Sulit ditemukan seorang wanita yang secara sukarela mengaku bahwa ia pernah di abortus, karena malu. 

Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup di luar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus dianggap sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Abortus dapat berlangsung spontan secara alamiah atau buatan. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu dengan obat-obatan atau dengan tindakan medik. 

Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi. Abortus spontan kadang-kadang hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai terlambat haid. Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15%. Frekuensi ini dapat mencapai angka 50% bila diperhitungkan mereka yang hamil sangat dini, terlambat haid beberapa hari, sehingga wanita itu sendiri tidak mengetahui bahwa ia sudah hamil. Di Indonesia, diperkirakan ada 5 juta kehamilan per-tahun. Dengan demikian setiap tahun 500.000-750.000 abortus spontan. 

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini supaya tenaga kesehatan umumnya dan Mahasiswa keperawatan khususnya dapat memahami tentang Abortus dan kaitannya dengan Hukum kesehatan.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan menjelaskan definisi dari Abortus
b. Mengetahui dan menjelaskan etiologi Abortus
c. Mengetahui dan menjelaskan patofisiologi dari Abortus
d. Mengetahui dan menjelaskan macam-macam Abortus
e. Mengetahui dan menjelaskan komplikasi dariAbortus
f. Mengetahui dan menjelaskan tentang Penanganan Abortus



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN ABORTUS

Gugur kandungan atau aborsi berasal dari bahasa Latin yaitu abortus yang berarti berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.
Beberapa pengertian menurut:beberapa ahli adalah sebagai berikut (Linda, 2008; Hlm: 447-450):

1. Eastman: terputusnya kehamilan, fetus belum sanggup hidup di luar uterus, berat janin 400-1000 gram,        
         umur kehamilan kurang dari 28 minggu
2. Jeffcoat: pengeluaran hasil konsepsi kurang dari umur kehamilan 28 minggu, fetus belum viable by law.
3. Holmer: terputusnya kehamilan kurang dari umur kehamilan 16 minggu, proses plasentasi belum selesai.

Secara umum Abortus/keguguran artinya suatu ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram.

B. EPIDEMIOLOGI

Frekuensi Abortus sukar ditentukan karena Abortus buatan banyak tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi. Abortus spontan kadang-kadang hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini di anggap sebagai keterlambatan. Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar antara 10-15%. Frekuensi ini dapat mencapai angka 50% bila di perhitungkan wanita hamil saat ini, terlambat haid beberapa hari, sehingga seorang wanita tidak mengetahui kehamilannya. Di Indonesia, diperkirakan ada 5 juta kehamilan per-tahun, dengan demikian setiap tahun 500.000-750.000 abortus spontan.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan 4,2 juta Abortus dilakukan setiap tahun di Asia Tenggara, dengan perincian:

1. 1,3 juta dilakukan di Vietnam dan Singapura
2. Antara 750.000 sampai 1,5 juta di Indonesia
3. Antara 155.000 sampai 750.000 di Filipina
4. Antara 300.000 sampai 900.000 di Thailand

Di perkotaan Abortus dilakukan 24-57% oleh dokter, 16-28% oleh bidan/ perawat, 19-25% oleh dukun dan 18-24% dilakukan sendiri. Sedangkan di pedesaan. Abortus dilakukan 13-26% oleh dokter, 18-26% oleh bidan/perawat dan 31-47% oleh dukun dan 17-22% dilakukan sendiri.

C. ETIOLOGI

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya abortus diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Etiologi dari keadaan patologis
Abortus spontan yang terjadi dengan sendiri atau yang disebut dengan keguguran. Prosentase abortus ini 20% dari semua jenis abortus. Sebab-sebab abortus spontan yaitu :

a. Faktor Janin

Perkembangan Zigot yang abnormal. Kondisi ini menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa sehingga janin ini tidak mungkin hidup terus. Abortus spontan yang disebabkan karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya saat janin berusia lebih dari satu bulan. Jadi semakin muda kehamilan yang mengalami Abortus aka semakin besar kemungkinan karena kelainan ovum. kelainan ovum. Beberapa sebab abortus adalah:

1) Kelainan Kromosom

Pada umumnya kelainan kromosom yang terbanyak mempengaruhi terjadinya aborsi adalah Trisomi dan Monosomi X. Trisomi autosom terjadi pada abortus trisemester pertama yang disebabkan oleh nondisjungtion atau inversi kromosom. Sedangkan pada monosomi X (45,X) merupakan kelainan kromosom tersering dan memungkinkan lahirnya bayi perempuan hidup (sindrom Turner).

2) Mutasi atau Faktor Poligenik

Dari kelainan janin dapat dibedakan dua jenis aborsi yaitu aborsi aneuploid dan aborsi euploid. Aborsi Aneuploid terjadi karena adanya kelainan kromosom, baik kelainan struktur kromosom atau pun komposisi kromosom. Sedangkan pada abortuseuploid, pada umumnyanya tidak diketahuai penyebabnya. Namun faktor pendukung aborsi mungkin di sebabkan oleh: kelainan genetik, faktor ibu dan beberapa faktor ayah serta kondisis lingkungan (Williams,2006).

b. Faktor Ibu

Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus misalnya :
1) Infeksi yang terdiri dari :

a) Infeksi Akut

(1) Virus, misalnya cacar, rubella dan hepatitis
(2) Bakteri, misalnya steptokokus
(3) Parasit, misalnya malaria



b) Infeksi Kronis

(1) Sifilis biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
(2) Tuberkulosis Paru aktif

2) Keracunan misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.

3) Penyakit Kronik

a) Hipertensi jarang menyebabkan abortus di bawah 80 minggu
b) Nephritis
c) Diabetes: angka abortus dan malformasi congenital meningkat pada wanita dengan diabetes. Resiko ini berkaitan denganderajat control metabolic pada trisemester pertama.
d) Aritmia berat
e) Penyakit jantung
f) Toxemia gravidarum yang berat dapat menyebabkan gangguan sirkulasi pada plasenta

4) Trauma misalnya laparatomi atau kecelakaan dapat menimbulkan abortus

5) Kelainan alat kandungan hipolansia, tumor uterus, servix yang pendek, retro flexio utero incarcereta, kelainan endometriala, selama inidapat menimbulkan abortus.

6) Hubungan seksua yang berlebihan saat hamil sehingga menyebabkan hiperemia dan abortus.
Uterus terlalu cepat meregang (Kehamilan ganda, mola hidatidosa)

c. Pemakainan obat dan faktor lingkungan

1) Tembakau
Merokok dapat meningkatkan resiko aborsi euploid. Wanita yang merokok lebih dari 14 batang per hari memiliki resiko dua kali lebih besar di bandingkan wanita yang tidak merokok.
2) Alkohol
Abortus spontan dapat terjadi akibat sering mengkonsumsi alkohol selama 8 minggu pertama kehamilan.
3) Kafein
Konsumsi kopi dalam jumlah lebih daari empat cangkir per hari tampak sedikit meningkatkan abortus spontan.
4) Radiasi
5) Kontrasepsi
Alat kontrasepsi dalam rahim berkaitan dengan eningkstsn insiden abortus septik setelah kegagalan kontrasepsi.
6) Toksin lingkungan
Pada sebagian besar kasus, tidak banyak informasi yang menunjukan bahan tertentu di lingkungan sebagai penyebab. Namun terdapat bukti bahwa arsen, timbal. Benzena dan etilen oksida dapat menyebabkan abortus (barlow, 1982).

d. Faktor Imunitas
1) Autoimun
2) Alloimun

e. Faktor Ayah
Translokasi kromosom pada sperma dapat menyebabkan abortus (William, 2006).




D. PATOLOGIS ABORTUS

Patofisiologi abortus dimulai dari pendarahan pada desidua yang menyebabkan nekrosis pada jaringan sekitarnya. Selanjutnya sebagian/seluruh janin akan terlepas dari dinding rahim. Keadaan ini merupakan benda asing bagi rahim, sehingga merangsang kontraksi rahim untuk terjadi eksplusi seringkali fatus tak tampak dan ini disebut “Bligrted Ovum”.

Pada awal abortus terjadi pendarahan desiduabasalis, di ikuti dengan nekrosisi jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan di anggap benda asing sehingga harus dikeluarkan dari dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembusdesidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya.

Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosongamnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum), janinlahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi ataufetus papiraseus.

E. MACAM-MACAM ABORTUS

Secara umum aborsi digolongkan dalam beberapa bagian, dimana dalam ilmu kedokteran istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi yaitu:
1. Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.
2. Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di dalamnya:
a. Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, kadang-kadang dilakukan sesudah pemerkosaan.
b. Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
c. Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran" biasanya digunakan untuk spontaneous abortion, sementara "aborsi" digunakan untuk induced abortion.

Menurut Ummu Kausar (2009) dalam Buku  Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Abortus dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu:

1. ABORSI ALAMI

a. Abortus spontan

Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia kehamilan 22 minggu). 
Tahapan abortus spontan meliputi:
1) Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut).
Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan per vaginam, sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim.
2) Abortus insipiens
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam rahim. Kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi abortus inkomplit atau abortus komplit)
3) Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang tertinggal
4) Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
5) Missed Abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus terlah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih dalam kandungan.
6) Abortus Habitualis (abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau lebih)

b. Abortus tidak aman

Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal atau keduanya.

c. Abortus septik

Abortus septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi-sepsis dapat berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan peralatan.

d. Abortus provokatus

e. Abortus provokatus adalah abortus yang disengaja dimana suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas.. Abortus provokatus dapat dibagi menjadi:
1) Abortus medisinalis (abortus therapeutica), yaitu abortus yang dilakukan karena indikasimedis misal, penyakit jantung, hipertensi, Ca servik
2) Abortus kriminalis, yaitu abortus yang dilakukan karena tindakan legal tanpa indikasi medis.

2. ABORTUS BUATAN 

Tindakan pengosongan rahim pada kehamilan kurang dan 20 minggu dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang tepat untuk menangani suatu kasus pada suatu keadaan tertentu sangat bergantung pada keadaan penderita; tuanya kehamilan; fasilitas yang tersedia; dan keterampilan operator. 

1. Alasan atau indikasi abortus buatan adalah:

a. Hamil di luar kandungan. 
Bila kehamilan tidak dikeluarkan, maka akan terjadi robekan pada tempat dimana hasil pembuahan “menempel” diikuti, perdarahan dalam rongga perut yang dapat menyebabkan kematian. 
b. Hamil anggur (mola hidatidosa).
 Pada hamil anggur janin biasanya meninggal dan tumbuh jaringan seperti segugus buah anggur. Jaringan ini harus dikeluarkan dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan ulang untuk mendeteksi kemungkinan timbulnya kanker trofoblas. 
c. Gacat bawaan pada janin. 
Cacat bawaan yang berat seperti anencephalus (tidak ada otak) dapat dideteksi secara dini. 
d. Penyakit Ibu yang berat/ menahun, misalnya kelainan jantung. 
e. Hamil akibat perkosaan atau incest. 
f. Penyakit kelainan jiwa yang berat, misalnya percobaan bunuh diri. 
g. Kegagalan kontrasepsi. 
Seperti diketahui sampai saat ini tidak ada satu pun kontrasepsi yang bebas dari kegagalan. Kehamilan akibat kegagalan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dapat menyebabkan cacat bawaan.

2. Beberapa cara abortus buatan 
Pada dasarnya ada tiga cara melakukan abortus buatan. 
a. Yang pertama dengan obat-obatan : 
1) Antiprogestin: dikenal dengan nama pil RU 486. Pil ini menimbulkan abortus dengan mencairkan corpus luteum yang berfungsi mempertahankan kehamilan muda. Biasanya digabung dengan prostaglandin. 
2) Methotrexate: biasanya digabung dengan prostaglandin. 
3) Prostaglandin: khasiatnya membuat rahim berkontraksi dan mengeluarkan isinya. 
4) Larutan garam hipertonik: menyebabkan tekanan dalam rahim meningkat yang pada gilirannya menye-babkan rahim berkontraksi dan mengeluarkan janin. 
5) Oksitosin: khasiatnya menyebabkan rahim berkontraksi. Saat ini banyak dipakai obat-obat yang mengandung hormon estrogen dan progestin untuk mereka yang terlambat haid. Sebenarnya obat-obat tersebut tidak berkhasiat menggugurkan kandungan (abortus), tetapi hanya menimbulkan haid bila tidak ada kehamilan. Jadi sifatnya hanya sebagam “tester”. 
b. Yang kedua dengan Tindakan medik yaitu dengan: 
2) Kuret: ada dua macam kuret yaitu kuret tajam dan kuret isap. 
3) Untuk membuka leher rahim dapat dipakai laminaria atau kateter. 
4) Operasi laparotomi. 

c. Yang ketiga cara tradisiona/, zaitu dengan: 
1) Melakukan kegiatan fisik yang berat/berlebihan seperti meloncat, mengangkat barang berat. 
2) Memasukkan daun atau batang tanaman tertentu ke dalam rahim. 
3) Minum obat-obat tradisional seperti jamu. 

3. Komplikasi Abortus Buatan
Tindakan abortus buatan tidak terlepas dari kemungkinan timbulnya komplikasi, antara lain: 
a. Dapat terjadi refleks vagal yang menimbulkan muntah-muntah, bradikardia (penurunan detak jantung), dan cardiac arrest (henti jantung). 
b. Rahim robek. 
c. Serviks (leher rahim) robek yang biasanya disebabkan oleh alat (instrumen) 
d. Perdarahan yang biasanya disebabkan sisa jaringan hasil pembuahan. 
e. Infeksi dapat terjadi sebagai salah satu komplikasi. 
f. Kelainan pembekuan darah.


F. KOMPLIKASI ABORTUS
Menurut Linda (2008; Hlm: 447-450) abortus dapat menimbulkan beberapa komplikasi yaitu:
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi
3. Infeksi dan tetanus
4. Ginjal akut
5. Syok yang disebabkan oleh syok hemoreagrie (perdarahan yang banyak) dan syok septik atau endoseptik (infeksi berat atau septis).


G. PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan ginekologi
a) Inspeksi Vulva
Perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva.
b) Inspekulo
Perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidaknya jaringan yang keluar dari ostium.
c) Colok Bagina
Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaanadneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri

2. Pemeriksaan Penunjang
a) Tes KehamilanPositif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
b) Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
c) Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.

H. PENANGANAN ABORTUS

Jika dicurigai suatu abortus tidak aman terjadi, periksalah adanya tanda-tanda infeksi atau adanya perlukaan uterus, vagina dan usus, lakukan irigasi vagina untuk mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, obat-obat lokal atau bahan lainnya. 
Semua wanita yang mengalami abortus, baik spontan maupun buatan, memerlukan asuhan pasca keguguran. 

Asuhan pasca keguguran terdiri dari: 
a. Tindakan pengobatan abortus inkomplit dengan segala kemungkinan komplikasinya.
b. Konseling dan pelayanan kontrasepsi pascakeguguran.Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu 
1. Penanganan abortus imminens :
a. Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total.
b. Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.
c. Jika perdarahan :
1) Berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi.
2) Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain. Perdarahan berlanjut, khususnya jika ditemukan uterus yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan kehamilan ganda atau mola.
d. Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik (misalnya salbutamol atau indometasin) karena obat-obat ini tidak dapat mencegah abortus.
2. Penanganan abortus insipiens :
a. Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan :
1) Berikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila perlu).
2) Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
b. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
1) Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
2) Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
c. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

3. Penanganan abortus inkomplit :
Tindakan pengobatan abortus inkomplit meliputi : 
a) Membuat diagnosis abortus inkomplit 
b) Melakukan konseling tentang keadaan abortus dan rencana pengobatan. 
c) Menilai keadaan pasien termasuk perlu atau tidak dirujuk. 
d) Mengobati keadaan darurat serta komplikasi sebelum dan setelah tindakan. 
e) Melakukan evakuasi sisa jaringan dari rongga rahim

Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per oral.

Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan :
1) Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
2) Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
a. Jika kehamilan lebih 16 minggu :
1) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
2) Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).
3) Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
b. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

4. Penanganan abortus komplit :
a. Tidak perlu evaluasi lagi.
b. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
c. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
d. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per hari selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
e. Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.


I. HUKUM ABORSI

1. HUKUM ABORSI DI INDONESIA
Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis” 

Yang menerima hukuman adalah: 
1. Ibu yang melakukan aborsi 
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi


Beberapa pasal yang terkait adalah: 
Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga 
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu. 

Pasal 341 

Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. 

Pasal 342 

Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. 



Pasal 343 

Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana. 

Pasal 346 
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. 

Pasal 347 
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun. 

Pasal 348 
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. 
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana  penjara paling lama tujuh tahun. 

Pasal 349 

Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.

Masalah aborsi diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 15 yang tercantum sebagai berikut:
1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. 
2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan : 
a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya
d. Pada sarana kesehatan tertentu 
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah 

Penjelasan dari Pasal 15 tersebut sebagai berikut : 
Ayat (1) 
Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan apapun, dilarang karena bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan. Namun, dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu. 

Ayat (2) 
Butir a 
Indikasi medis adalah suatu kondisi yang benar-benar mengharuskan diambil tindakan medis tertentu, sebab tanpa tindakan medis tertentu itu, ibu hamil dan atau janinnya terancam bahaya maut. 

Butir b 
Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan medis tertentu adalah tenaga yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit Kandungan. Sebelum melakukan tindakan medis tertentu tenaga kesehatan harus terlebih dahulu meminta pertimbangan tim ahli yang dapat terdiri dari berbagai bidang seperti medis, agama, hukum, dan psikologi.
Butir c
Memberikan persetujuan ada pada ibu hamil yang bersangkutan kecuali dalam keadaan tidak sadar atau tidak dapat memberikan persetujuannya, dapat diminta dari suami atau keluarganya. 

Butir d
Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut dan telah ditunjuk oleh pemerintah. 

Ayat (3) 
Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan dari pasal ini dijabarkan antara lain mengenai keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan, bentuk persetujuannya, dan sarana kesehatan yang ditunjuk.


2. HUKUM ABORSI MENURUT ISLAM
MAJELIS ULAMA INDONESIA
NOMOR : 4 TAHUN 2005
Tentang
A B O R S I

Bismillahirrahmaanirrahiim 
Majelis Ulama Indonesia, setelah Menimbang :
e. bahwa akhir-akhir ini semakin banyak terjadi tindakan aborsi yang dilakukan oleh masyarakat tanpa memperhatikan tuntunan agama
f. bahwa aborsi tersebut banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak memiliki kompetensi sehingga menimbulkan bahaya bagi ibu yang mengandungnya dan bagi masyarakat umumnya; 
g. bahwa aborsi sebagaimana yang tersebut dalam point a dan b telah menimbulkan pertanyaan masyarakat tentang hukum melakukan aborsi, apakah haram secara mutlak ataukah boleh dalam kondisi-kondisi tertentu; 
h. bahwa oleh karena itu, Majelis Ulama Indonesia memandang perlu menetapkan fatwa tentang hukum aborsi untuk dijadikan pedoman. 
Mengingat :

1) Firman Allah SWT :
Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). (QS. al-An`am[6]:151).

”Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa besar.” (QS. al-Isra`[17]:31).

 (QS. al-Furqan[25]:63-71).

(QS. al-Hajj[22]:5)

(QS: al-Mu`minun[23]:12-14) 

”Seseorang dari kamu ditempatkan penciptaannya di dalam perut ibunya dalam selama empat puluh hari, kemudian menjadi `alaqah selama itu pula (40 hari), kemudian menjadi mudhghah selama itu pula (40 hari); kemudian Allah mengutus seorang malaikat lalu diperintahkan empat kalimat (hal), dan dikatakan kepadanya: Tulislah amal, rizki dan ajalnya, serta celaka atau bahagia-(nya); kemudian ditiupkan ruh padanya.” (Hadits riwayat Imam al-Bukhari dari `Abdullah).

2) Qaidah Fiqih :
”Menghindarkan kerusakan (hal-hal negatif) diutamakan dari pada mendatangkan kemaslahatan.”
”Keadaan darurat membolehkan hal-hal yang dilarang (diharamkan).”
”Hajat terkadang dapat menduduki keadaan darurat.” 
Memperhatikan : 
(a) Pendapat para ulama : 
(1) Imam al-Ghazali dari kalangan mazhab Syafi`I dalah Ihya` `Ulum al-Din, tahqiq Sayyid `Imrab (al-Qahirah: Dar al-Hadits, 2004), juz II, hal.67 : jika nutfah (sperma) telah bercampur (ikhtilah) dengan ovum di dalam rahim dan siap menerima kehidupan (isti`dad li-qabul al-hayah), maka merusaknya dipandang sebagai tindak pidana (jinayah). 
(2) Ulama Al-Azhar dalam Bayan li-an-Nas min al-Azhar asy-Syarif (t.t.: Mathba`ah al-Mushhaf al-Syarif, t.th.), juz II, h. 256 :

Jika aborsi dilakukan sebelum nafkhi ar-ruh, maka tentang hukumnya terdapat empat pendapat fuqaha`.Pertama, boleh (mubah) secara mutlak, tanpa harus ada alasan medis (`uzur); ini menurut ulama Zaidiyah, sekelompok ulama Hanafi –walaupun sebagian mereka membatasi dengan keharusan adanya alasan medis, sebagian ulama Syafi`i, serta sejumlah ulama Maliki dan Hanbali.Kedua, mubah karena adala alasan medis (`uzur) dan makruh jika tanpa `uzur; ini menurut ulama Hanafi dan sekelompok ulama Syafi`i. Ketiga, makruh secara mutlak; dan ini menurut sebagian ulama Maliki. Keempat,haram; ini menurut pendapat mu`tamad (yang dipedomani) oleh ulama Maliki dan sejalan dengan mazhab Zahiri yang mengharamkan `azl (coitus interruptus); hal itu disebabkan telah adanya kehidupan pada janin yang memungkinkannya tumbuh berkembang.

Jika aborsi dilakukan setelah nafkhi ar-ruh pada janin, maka semua pendapat fuqaha` menunjukkan bahwa aborsi hukumnya dilarang (haram) jika tidak terdapat `uzur; perbuatan itu diancam dengan sanksi pidana manakala janin keluar dalam keadaan mati; dan sanksi tersebut oleh fuqaha` disebut dengan ghurrah. 
c. Syaikh `Athiyyah Shaqr (Ketua Komisi Fatwa Al-Azhar) dalam Ahsan al-Kalam fi al-Taqwa, (al-Qahirah: Dar al-Ghad al-`Arabi, t.th.), juz IV, h. 483:

Jika kehamilan (kandungan) itu akibat zina, dan ulama mazhab Syafi`i membolehkan untuk menggugurkannya, maka menurutku, kebolehan itu berlaku pada (kehamilan akibat) perzinaan yang terpaksa (perkosaan) di mana (si wanita) merasakan penyesalan dan kepedihan hati. Sedangkan dalam kondisi di mana (si wanita atau masyarakat) telah meremehkan harga diri dan tidak (lagi) malu melakukan hubungan seksual yang haram (zina), maka saya berpendapat bahwa aborsi (terhadap kandungan akibat zina) tersebut tidak boleh (haram), karena hal itu dapat mendorong terjadinya kerusakan (perzinaan). 

(3) Fatwa Munas MUI No.1/Munas VI/MUI/2000 tentang Aborsi. 
3. Rapat Komis Fatwa MUI, 3 Februari 2005; 10 Rabi`ul Akhir 1426 H/19 Mei 2005 dan 12 Rabi`ul Akhir 1426 H/21 Mei 2005. 

Dengan memohon taufiq dan hidayah Allah SWT 
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTANG ABORSI
Pertama : Ketentuan Umum
a. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
b. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar. 
Kedua : Ketentuan Hukum
a. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi).
b. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat. 
c. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilah yang membolehkan aborsi adalah: 
o Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter. 
o Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu. 
b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi adalah: 
Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir kelak sulit disembuhkan.
Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang didalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama. 
Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin berusia 40 hari. 
Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina. 
Keputusan fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

BAB III
PENUTUP

B. Kesimpulan

Abortus/keguguran artinya suatu ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya abortus diantaranya adalah faktor kelainan ovum, faktor ibu, gangguan sirkulasi plasenta, penyakit ibu, faktor embrionik, kelainan kromosom, antagonis rhesus, faktor bapak, dll.

Abortus terjadi karena adanya perdarahan desidua basalis yang berdampak terjadi nekrosis jaringan sekitar sehingga sebagian atau seluruh hasil konsepsi keluar dan menyebabkan uterus menjadi berkontraksi. Aborsi ada beberapa macam diantaranya abortus spontan, abortus imminens, abortus tingkat permulaan, abortus insipiens, abortus inkomplit, abortus komplit, missed abortion, abortus habitualis, abortus provokatus

Aborsi buatan merupakan tindakan pengosongan rahim pada kehamilan kurang dan 20 minggu dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ada beberapa alasan mengapa aborsi buatan itu di lakukan yaitu hamil di luar kandungan, hamil anggur (mola hidatidosa), cacat bawaan pada janin, penyakit Ibu yang berat/ menahun, hamil akibat perkosaan atau incest, dll

Tindakan abortus buatan tidak terlepas dari kemungkinan timbulnya komplikasi, antara lain aapat terjadi 
refleks vagal yang menimbulkan muntah-muntah, bradikardia (penurunan detak jantung), dan cardiac arrest (henti jantung), rahim robek. serviks (leher rahim) robek, perdarahan yang biasanya disebabkan sisa jaringan hasil pembuahan, infeksi dapat terjadi sebagai salah satu komplikasi, kelainan pembekuan darah.
Masalah aborsi diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 15 yang tercantum sebagai berikut dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu, tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebutm oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli, dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya

C. Saran
Setelah mengetahui bahwa Aborsi itu merupakan salah satu tindakan ilegal maka diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan tidak akan pernah elakukannya kecuali dengan indikasi yang jelas. 


DAFTAR PUSTAKA

Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika.

Azhari. 2002. Masalah Abortus dan Kesehatan Reproduksi Perempuan. Seminar Kelahiran Tidak Diinginkan (aborsi) Dalam Kesejahteraan Reproduksi Remaja. Palembang.

Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hlm. 209-217.

Scoot, James. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika. 

Walsh, Linda. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta:EGC.

Sarwono, Sarlito. 2009. Faktor yang Mendorong Aborsi. Diakses tanggal 29 Januari 2009 jam 20.49 Wib dari http://sarlito.hyperphp.com/ articles/social-processes-and-social-issues/ aborsi.html

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Tridasa Printer.Wikipedia. 2009.